Selasa, 16 Februari 2010

Naksir STL Dengan Segala Kemegahannya

Saya naksir STL! awalnya saya bnr2 anti sama konsentrasi ini, karena merasa kurang mampu, kurang berpotensi, dsb. Tapi setelah melalui diskusi yang sangat panjang dan berulang-ulang dengan seorang kakak angkatan, sebut saja mas Herbudi (memang itu namanya), tumbuhlah rasa di antara kami (maksudnya saya sama si STL).

STL atau sistem tenaga listrik, kalo di jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, adalah prodi yang prospek ke depannya mengurusi masalah power atau ketenagaan. Listrik tegangan tinggi, atau arus kuat lah bahasa jadulnya. Orang-orang di PLN, sebagian besar biasanya lulusan dari konsentrasi yang satu ini.

Beberapa hal yang saya peroleh dari mas Herbudi, yang sedikit banyak telah mengubah pandangan saya, adalah sebagai berikut :
1. STL banyak proyek. Dari proyek bisa nambah uang saku (walaupun tentu bukan itu tujuan utama saya pengen dapet proyek)
2. STL UGM, katanya, adalah konsentrasi terbaik untuk kategori yang sama di Asia Tenggara
3. STL ga akan mati. Jelas aja, listrik bakal terus dipake umat manusia insyaallah sampai akhir zaman. Jadi anak-anak STL bakal terus dibutuhkan
4. Untuk wisuda bulan ini (Februari-red), lulusan terbaik TE datang dari konsentrasi STL, dengan IPK 3,7 sekian. Wisudawan tercepat, 3,3tahun, juga dari STL (siapa tahu selanjutnya adalah saya.Amiin ya Allah..)
5. Dalam suatu kunjungan ke lab tegangan tinggi (saya menemani tmn2 dari Universitas Negeri Padang yang sedang silaturahmi), sebuah alat tinggi besar menyambut saya. Simulator petir, yang oleh tmn2 elektro sering disebut markasnya zordon dlm serial power rangers, bnr2 megah! Saya membayangkan, jika saya memegang kendali terhadap alat2 besar seperti itu (kebanyakan alat untuk tegangan tinggi memang tinggi besar seperti itu), betapa kerennya saya.hahaha :p pasti rasanya amazing sekali.

Tapi, setau saya kebanyakan perusahaan listrik besar ada di luar jogja, bahkan di luar jawa. Jika saya nanti akhirnya harus bekerja di sana, jauh dari keluarga, bagaimana dengan anak istri saya?hehe saya memang menginginkan kehidupan keluarga yg normal-nornal saja. Pulang kerja bisa bercengkerama dengan anak istri, mengembalikan semangat yg hilang setelah bekerja seharian. Sukur2 bisa ttp di jogja, & bisa ngasih pendidikan terbaik buat putra-putri saya kelak (harus saya akui pendidikan di jogja rasa-rasanya masih yg terbaik untuk perkembangan anak bangsa).

hmm..saya masih belum menentukan pilihan. Konsentrasi Telekomunikasi di seberang sana masih melambaikan tangannya, seolah mengajak saya bergabung dengan mereka. Masih ada waktu sekitar 2 semester untuk menentukan pilihan. Semoga apapun yang menjadi pilihan saya nanti, bisa membawa kebaikan bagi saya dan orang-orang di sekitar saya. Amiin :)